LEADERSHIP

Pemimpin yang paling jelek adalah pemimpin yang malu dikeritik oleh bawahannya, disamping itu dalam mengambil keputusan selalu mau menang sendiri alias otoriter, ada lagi yaitu pemimpin yang omongannya seperti teka teki bin sulit dipahami oleh bawahannya...

Minggu, 01 Mei 2011

PTK SMPN 4 Jerowaru

Posted by SIMPLE ENGLISH COURSE 18.00, under | No comments

rpp inggris kelas 9 semester 2

Posted by SIMPLE ENGLISH COURSE 17.53, under | No comments

UPAYA MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR MENYENANGKAN  SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 4 JEROWARU MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


BAB I
 PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Kekuatan memaknai proses pembelajaran agar menimbulkan kesan yang mendalam dan menyenangkan pada diri siswa selama kegiatan belajar berlangsung membutuhkan perencanaan yang cermat dalam setiap tahap pada saat materi ajar akan disajikan. Sehingga tujuan kegiatan belajar akan tercapai secara maksimal.
      Kesan mendalam yang diperoleh bukan hanya sebatas yang berkenaan dengan ingatan siswa pada aktifitas kegiatan belajarnya akan tetapi mencakup juga pada kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami konsep dari materi ajar yang diberikan pada saat kegiatan belajar berlangsung, dan hal ini ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa.
      Kemudian tujuan kegiatan belajar yang dimaksud adalah kegiatan belajar yang mengasyikkan dan memberikan nuansa perasaan gembira dalam diri siswa serta menumbuhkan harapan-harapan terhadap pencapaian kemampuan optimal belajar siswa secara sadar dan terencana yang berasal dari dalam diri siswa tersebut. Sehingga tujuan belajar diharapkan dapat tercapai dengan meningkatnya prestasi belajar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kita gunakan sekarang ini adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Sejalan dengan apa yang digariskan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mendiri dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab. ( UU Sisdiknas, No. 20 tahun 2003 )
Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan-pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan formal yang mempunyai aturan-aturan jelas. Guru sebagai fasilitator yang berperan dalam keberhasilan siswa atau perserta didik. Untuk itu, guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan agar hasil belajarnya tercapai
Hasil belajar dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar, tetapi siswa dijadikan sebagai subyek, sehingga siswa bisa terlibat langgsung dalam proses pembelajaran. Selain itu juga, guru tidak hanya menggunakan model pembelajaran yang monoton tetapi, guru harus bisa mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan agar siswa  senang dalam mengikuti pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris  cenderung merupakan pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Hal ini disebabkan kesukaran dalam penyajian materi  atau belum tepat dalam memilih metode pembelajaran sehingga siswa terkesan menyenangkan. Guru hanya menggunakan metode ceramah di depan kelas tanpa ada keterlibatan siswa secara langsung. Hal ini terlihat pada profil kondisi nyata penggunaan PAIKEM/CTL SMPN 4 Jerowaru  mencapai 57,14% sedangkan kondisi idealnya 100%. Sehingga  tantangan bagi guru adalah 42,9% (29 September 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa, pada kenyataannya guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung berlangsung  satu arah, Artinya guru hanya mentransformasi ilmu pengetahuannya dan siswa tinggal menerima. Model pembelajaran seperti ini menyebabkan  pembelajaran  berpusat pada guru dan siswa  dijadikan obyek belajar bukan subyek belajar. Dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru Bahasa Inggris SMP Negeri 4 Jerowaru kelas IX.1, siswa terkesan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran dan hasil belajarnyapun  rendah.
Padahal dalam pembelajaran Bahasa Inggris guru bisa melibatkan siswa secara maksimal, sehingga siswa tidak hanya dijadikan obyek belajar, karena siswa bisa dijadikan sebagai subyek belajar yaitu dengan cara menggali pengetahuan siswa. Selain itu juga siswa bisa aktif dan terlibat secara langsung di dalam pembelajaran. Karena kalau guru tidak memperbaharui model pembelajaran yang digunakannya dapat  menyebabkan siswa mengalami kebosanan dalam belajar Bahasa Inggris. Dan hasil belajarnya tidak sesuai dengan harapan atau dengan kata lain siswa banyak yang tidak mencapai standar ketuntasan.    
 Pelajaran Bahasa Inggris cenderung merupakan pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Hal ini disebabkan kesukaran dalam penyajian materi  atau belum tepat dalam memilih metode pembelajaran sehingga hasil belajar tidak memuaskan.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasar pada profil kondisi nyata penggunaan PAIKEM/CTL SMPN 4 Jerowaru  mencapai 57,14% sedangkan kondisi idealnya 100%. Sehingga  tantangan bagi guru adalah 42,9% (29 September 2010).
Hasil tes mata pelajaran Bahasa Inggris yang dilaksanakan di Kelas IX.1 SMP Negeri 4 Jerowaru, hanya 10 siswa dari 36 siswa yang dapat menguasai materi pembelajaran sebesar 75% ke atas atau yang mendapat nilai 75 ke atas. Sedangkan 26 siswa nilainya kurang dari 75 sehingga belum tuntas dalam belajar serta rata-rata nilainya 50,58. Sedang target yang ingin dicapai 75% siswa menguasai materi.
Berdasarkan hasil reflektif tersebut diketahui beberapa kekurangan siswa dalam pembelajaran, yaitu :
1.       Siswa kurang memperhatikan pelajaran.
2.       Siswa belum menguasai konsep tentang berdiskusi.
3.       Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
4.       Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan.
5.       Siswa mengerjakan soal dengan tergesa-gesa dan apa adanya.

C.     Analisis Masalah
Perilaku siswa tersebut di atas kurang mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga masih rendah.  Dari kurang berhasilnya siswa tersebut, diketahui bahwa proses pembelajaran dan metode yang digunakan penulis belum efektif. Untuk mengetahui secara rinci sebab-sebab kekurangberhasilan siswa tersebut, penulis melakukan refleksi diri.
Berdasarkan hasil reflektif tersebut diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai materi yang diajarkan adalah :
  1. Guru membahas materi terlalu cepat.
  2. Guru Menggunakan metode yang monoton yaitu ceramah.
  3. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
  4. Guru tidak menggunakan media dan alat peraga yang menarik.
  5. Guru kurang memberikan contoh dan latihan soal-soal pada akhir pembelajaran

D.    Perumusan Masalah  
            Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan analisis masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menciptakan suasana belajar bahasa inggris yang menyenangkan siswa Kelas IX.1 SMP Negeri 4 Jerowaru?

E.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan suasana belajar menyenangkan siswa pada pelajaran Bahasa Inggris kelas IX.1 SMP Negeri 4 Jerowaru.

F.      Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1)      Bagi sekolah :
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berbagai kebijakan dalam memilih metode dan model pembelajaran yang cocok dalam menyampaikan materi pelajaran, khususnya pada mata pelajaran bahasa inggris.
2)      Bagi guru :
Hasil penelitian ini bisa dijadikan  sebagai salah satu acuan atau alternatif baru dalam menyampaikan materi ajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan diharapakan berdampak posistif bagi guru yaitu akan menambah keterampilan guru dalam proses pembelajaran.

3)      Bagi siswa :
Dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan keberanian berbicara siswa dan menghindari kejemuan dalam belajar Bahasa Inggris serta akan meningkatkan hasil belajar terhadap materi pelajaran.

4)      Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berbicara siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris dan mengetahui tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif tipe stad.